05 Oktober 2007

L’'Arc~en~Ciel

Tebasan berikutnya samurai J-rock

Bagi industri musik, band-band rock Jepang atau biasa disebut Japan Rock menempati posisi yang cukup unik berkat sinkretisme kompleksitas musikalitas, fashion ala glam rock dan industri komik Jepang atau manga.

Salah satu band pentolan aliran ini adalah Visual Kei yang diikuti Luna Sea, GLAY dan L’Arc~en~Ciel. Para rocker Jepang itu selain pede dengan lirik Inggris-Jepang juga rela bergincu berpupur tebal, berdandan ala tokoh komik Jepang atau manga.

Perjalanan band-band Japan rock atau J-rock banyak dipakai sebagai lagu tema anime dan permainan video yang secara an-sich memopulerkan J-rock di mata penggila games.

Satu band J-Rock terbesar yang terus bertahan hingga saat ini tak pelak adalah L’Arc~en~Ciel. Band asal Osaka ini sudah menjual sedikitnya 15 juta keping album, 30 keping single, termasuk jutaan dalam bentuk video games.

L’Arc~en~Ciel atau biasa dilafalkan lidah Jepang dengan Laruku dibentuk Februari 1991 oleh pemain bas Tetsuya Ogawa (Tetsu) yang mengajak vokalis Hyde, gitaris Hiro dan drumer Pero. Band baru itu mengambil nama L’Arc~en~Ciel dari bahasa Perancis yang artinya pelangi.

Sayang tak sampai setahun, Hiro dan Pero justru mundur, Tetsu tak patah arang dicomotnya salah satu sahabatnya, Ken Kitamura (Ken) yang saat itu baru kuliah di jurusan arsitektur. Sementara untuk posisi drumer diserahkan pada Yasunori Sakurazawa.

Formasi baru itu berhasil merilis album Dune (Kiamat) di bawah label independen Danger Crue pada 1 April 1993. Album itu langsung menuai sukses dan memaksa label-label rekaman besar melirik mereka.

Setahun kemudian, L’Arc-en-Ciel sepakat dengan Sony untuk merilis album kedua bertajuk Tierra–dari bahasa Spanyol artinya Bumi-yang dilanjutkan album ketiga True tahun 1996 yang sangat sukses.

Sayang buaian popularitas membuat anak-anak muda itu lupa berpijak dan mulai menjajal narkotika. February 1997, fans L’Arc-en-Ciel dikagetkan kabar dicokoknya Sakura karena memakai heroin dan berbuntut didepaknya pemain drum itu.

Ternyata kasus narkotika itu betul-betul menghancurkan karir L’Arc-en-Ciel. Pemuda-pemudi Jepang yang terlanjur gandrung marah besar dan memboikot band tersebut.

Bahkan tembang The Fourth Avenue Cafe yang menjadi soundtrack anime Rurouni Kenshin–komik Samurai X–hanya diputar selama enam episode untuk kemudian kembali diganti tembang mereka Heart of Sword.

Penolakan para fans membuat getir ketiga anggota band yang tersisa, akhirnya mereka membentuk band bayangan dengan nama The Zombies yang membawakan lagu-lagu orang lain.

Tahun 1997, L’Arc-en-Ciel kembali dalam konser bertajuk Reincarnation 97 Live di Tokyo Dome bersama pemain drum baru Yukihiro. Saat itu seluruh tiket berjumlah 56.000 lembar habis diborong hanya dalam empat menit!

Konser yang memperkenalkan single Niji atau pelangi itu mengembalikan kepercayaan diri mereka untuk merilis album Heart setahun kemudian. Hasil sukses sudah bisa ditebak.

Antara tahun 1999-2000, L’Arc-en-Ciel mengamuk dengan merilis album ark, ray dan Real dalam waktu sangat berdekatan. Hebatnya semuanya menuai hasil luar biasa. Real bahkan sangat sukses hingga tembang ‘Spirit dreams inside’ dipercaya sebagai penutup film animasi termahal saat itu Final Fantasy: The Spirits Within.

Habis-habisan menggenjot kreativitas, keempat personil pun sangat jenuh dan kabur pada proyek pribadi. Hyde merilis album Roentgen dan 666, sementara Ken merangkul Sakura mendirikan band Sons of All Pussys (SOAP), Tetsu membentuk TETSU69 sedanglan Yukihiro bereksperimen dengan acid android.

Dua tahun L’Arc-en-Ciel vakum dan mendadak muncul Juni 2003 lalu menggelar tujuh konser di Tokyo dilanjutkan merilis tembang ‘Ready Steady Go’ pada Februari 2004 dan album Smile di akhir Maret 2004.

Empat bulan kemudian Tetsu dkk menggelar konser perdana ke Amerika Serikat di Baltimore, Maryland. Konser itu disaksikan 12.000 penonton yang kemudian dirilis dalam album konser ‘Live in U.S.A’

Enam bulan kemudian band tersebut merilis album Awake yang didalamnya memuat tembang Killing Me, New World, Jojoushi, dan Lost Heaven yang sukses luar biasa.

Sayang di puncak popularitas, sekali lagi L’Arc-en-Ciel kembali tersandung kontroversi karena ulah Hyde yang berdandan ala Nazi saat menyanyikan tembang ‘Revelation’ dalam tur Awake.

Lepas dari itu, keempat personil kembali menghilang dan berkonsentrasi pada proyek solo. Lama tak terdengar, akhir November tahun lalu band pentolan J-rock itu memberikan sinyal akan merilis album baru sebelum akhir tahun 2007.

Album baru itu akan berisi tembang unggulan a.l. Shine, Seventh Heaven, My Heart Draws a Dream, dan Daybreak’s Bell. Melihat proses lamanya penggarapan album kembali kedua ini sepertinya L’Arc-en-Ciel bakal kembali mengejutkan.

formasi:

hyde
ken
tetsu
yukihiro

Sakura [ : 1997]
hiro [ : 1992]
pero [ : 1992]

thanks to: algooth putranto

Tidak ada komentar: